Dampak Perkembangan Teknologi Otomotif
Teknologi otomotif adalah ilmu
pengetahuan terapan tentang bagaimana merancang, membuat dan
mengembangkan alat‐alat transportasi darat yang menggunakan mesin,
terutama sepeda motor, mobil, bis dan truk sebagai keseluruhan sarana
untuk menyediakan kendaraan tersebut yang diperlukan bagi kelangsungan
dan kenyamanan hidup manusia. Dalam bidang teknologi ini diperlukan
penggabungan elemen‐elemen pengetahuan mekanika, kelistrikan,
elektronik, keselamatan/lingkungan, matematika, fisika, kimia, biologi
dan manajemen.
Sedangkan sejarah dunia otomotif dimulai
ketika Nicolaus August Otto menemukan mesin motor pada tahun 1876.
Kemudian, pada tahun 1885 Gottlieb Daimler menemukan mesin berbahan
bakar minyak yang memungkinkan terbukanya revolusi pada lahirnya desain
mobil, termasuk juga sepeda motor. Penemuan tersebut kemudian
dilanjutkan oleh Karl Benz, seorang insinyur mesin yang pertama kali
membangun mobil praktis yang dijalankan oleh mesin dengan internal‐combustion engine‐nya pada tahun 1985.
Dampak positif dari perkembangan
teknologi ini adalah terbukanya lapangan pekerjaan di negera‐negara
berkembang, seperti Indonesia, Thailand dan Vietnam. Kemudian
semakin mudahnya sarana transportasi darat dari satu tempat ke tempat
lain, dimana ia lebih praktis, aman dan nyaman. Negara pun diuntungkan
dengan pendapatan pajak, devisa perdagangan (dari ekspor & impor),
bahkan dibukanya institusi pendidikan bidang otomotif, dan bagi yang
kreatif ada banyak bisnis usaha yang sangat menguntungkan, mulai dari
usaha modifikasi, hingga penjual assesoris dan stiker di jalanan.
Menurut Autowrad.Com yang
meluncurkan laporannya pada bulan September 2011 lalu mengatakan, bahwa
jumlah mobil di dunia telah mencapai lebih dari 1 miliar unit pada
2010. Loncatan besar terjadi dari 2009 ke 2010, yaitu dari 980 juta unit
menjadi 1,015 miliar unit. Kendaraan yang disensus tersebut adalah
mobil penumpang; truk ringan, sedang, dan berat; serta bus. Dalam hal
ini tidak termasuk kendaraan off‐road, sepeda motor, dan
kendaraan bermotor roda tiga lainnya. Padahal, di negara‐negara Asia dan
Afrika, penjualan sepeda motor sudah pasti terus meningkat. Lantas apa
dampaknya bagi kita?
Sebagai negara dengan populasi penduduk
240 juta (2011), perbandingan penduduk dan mobil di Indonesia akan
menjadi 1 mobil untuk 12 orang dengan asumsi populasi mobil
2010 (menurut Gaikindo) sebanyak 19.046.147 plus realisasi penjualan
mobil baru 2011 sekitar 870.000 unit. Adapun untuk sepeda motor, jika
mengambil data dari BPS pada 2009, maka jumlahnya mencapai
52.433.132 unit. Jika ditambahkan dengan penjualan tahun lalu (2010)
sebanyak 7,4 juta unit, berarti jumlah sepeda motor akhir 2011 sudah
lebih dari 60 juta unit. Itu artinya, perbandingan penduduk
dengan kepemilikan kendaraan bermotor adalah 1: 3 orang. Lantas
dimanakah ruang kita dengan ledakan kendaraan bermotor yang sudah pasti
akan tinggal bersama kita ini?
Tidak hanya itu, jika diketahui konsumsi
BBM di Indonesia tahun 2011 adalah 41 juta KL per tahun, itu sama
artinya dengan kita membakar 1.300 liter per detik setiap hari. Dan
menyadari pentingnya menjaga keselamatan & lingkungan, kita perlu
menghitung ulang akibat dari kecelakaan kendaraan bermotrr, kompensasi
yang harus ditanggung, berapa sarana penunjang kendaraan yang
harus disediakan, termasuk apa kebijakan dan regulasinya yang baik dalam
menanggulangi masalah ini.
Dampak lainnya yang kurang menarik
perhatian kita adalah fakta bahwa dalam empat tahun (misalnya:
2004‐2008) jika penduduk dunia meningkat 5%, maka itu artinya emisi CO2
tahunan juga meningkat 10% dan diikuti dengan produksi energi kotor yang
juga meningkat 10% (Statistik IEA dunia).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar